Sabtu, 02 Februari 2013

Menjadi Pengurus Warga Yang Inovatif

Siapa bilang mengurus lingkungan itu mudah...?, para pengurus RT/RW dituntut untuk memahami beragam karakter warga masyarakat. Tidak saja menghadapi beragam perlilaku warga yang menjadi tantangannya, mereka juga dituntut untuk hadir setiap saat dibutuhkan.

Para pengurus RT/RW adalah individu yang juga memiliki tugas dan tantangan pribadi sebagai warga masyarakat. Dinamika kota besar seperti Jakarta mengharuskan setiap individu untuk menghadapi ‘ketidakpastian’ dan kerasnya kompetisi penghidupan, tidak peduli apakah Anda warga asli, pendatang, termasuk pengurus RT/RW. Lantas bagaimana menyeimbangkan antara tuntutan pribadi dan tugas.... ?

Basic social leadership skills training

Faktanya, menjadi pengurus RT/RW adalah tugas ‘sukarela’ meskipun mereka dipilih oleh warga. Mengapa demikian, karena tugas dan tanggungjawab mereka besar dan tidak bisa dibandingkan dengan jumlah ‘imbalan’ yang mereka terima. Apapun kondisinya saat ini, para pengurus RT/RW adalah orang-orang yang sangat penting perannya dalam mengurus lingkungan, menjalankan sebagian tugas-tugas pemerintahan.
Maka tantangan utamanya adalah, bagaimana kita memiliki pengurus lingkungan yang peduli, pengurus lingkungan yang selalu memberi dorongan dan inspirasi bagi warganya, mempermudah urusan dan keperluan warga dalam berjuang memperbaiki penghidupan mereka, dst. Dan bukan sebaliknya, menjadi penghambat, menjadi ‘momok’ bagi warga, atau lebih menyedihkan dari itu semua adalah, ada atau tidak ada pengurus RT/RW warga tidak merasakan manfaatnya.
Kepemimpinan adalah konsep yang menjembatani, melampaui kendala teknis dan tuntutan peran, yang memungkinkan seseorang mencapai kontribusi terbaiknya bagi lingkungannya. Persoalan ‘imbal jasa’ yang kecil bukan penghalang bagi seseorang yang ingin memberikan karya terbaiknya bagi lingkungan, upah hanyalah salah satu faktor. Untuk itu kita perlu menggali lebih banyak tentang:
·         Apa saja yang mendorong seseorang untuk mengabdi menjadi pengurus lingkungan ?
·         Apa saja yang mendorong pengurus lingkungan untuk lebih berprestasi ?
·         Apa saja yang mempengaruhi perilaku dan kualitas pelayanan yang mereka berikan?
·         Dukungan apa saja yang bisa membuat mereka lebih berdaya dan bermanfaat ? 

Program training ini didesain untuk membantu para pengurus RT/RW memiliki pemahaman dan keterampilan untuk menyelaraskan antara ‘konsep diri’ dan ‘ekspektasi lingkungan’. Yaitu memiliki kecakapan untuk mengenali potensi dan harapan individu bersamaan dengan kemampuan memahami tugas dan tuntutan lingkungannya, serta mengambil inisiatif yang diperlukan.
Lebih khusus, program training ini ingin menyumbangkan solusi bagi pemerintah dalam upayanya meningkatkan efektivitas pelayanan masyarakat dan tatakelola pemerintahan di tingkat paling bawah, mulai dari lingkungan RT/RW.

Ide dasar program training

Dalam social work perspectives kepemimpinan adalah potensi yang tumbuh manakala seseorang berupaya sungguh-sungguh untuk mencapai ‘keberfungsian sosialnya’ secara mandiri. Berfungsi secara sosial adalah kondisi dimana seseorang menjadi ‘berguna’ dan tidak sebaliknya menjadi ‘beban’ bagi lingkungannya. Kebutuhan sosial adalah prasyarat tertinggi, yang mana untuk mencapai needs yang lain seseorang harus ‘terhubung’ dengan orang lain dan lingkungannya. Tidak ada pencapaian yang bisa diraih tanpa campur tangan orang lain. Karena itulah social skills sangat penting, yaitu bagaimana seseorang terhubung secara konstruktif dengan orang lain, menjadi pemimpin bagi dirinya sekaligus menginspirasi lingkungannya untuk bergerak maju.
Individu yang berhasil memberi ‘manfaat’ terbesar bagi lingkungannya adalah mereka terus menerus memberdayakan diri. Mereka adalah pribadi yang secara sadar mendorong dirinya untuk mencapai best performance, atau sering kita kategorikan sebagai ‘Tokoh Masyarakat’.
Pada puncak keberfungsian sosialnya, seseorang akan ‘mewarnai’ lingkungannya secara alamiah. Inilah konsep leadership dalam training ‘Bangga Menjadi Pelayan Masyarakat’. Kepemimpinan yang tumbuh dari kesadaran terhadap diri sendiri dan tanggung jawab kepada organisasi. Kesadaran terhadap diri sendiri (self awareness) sebagai makhluk sosial adalah pondasi yang kuat bagi seseorang untuk dapat mengambil tanggungjawab yang lebih tinggi. Dengan kata lain, potensi kepemimpinan karyawan akan tumbuh lebih subur bila mereka memiliki pemahaman dan keterampilan untuk menyelaraskan antara tuntutan pribadi dan tuntutan perusahaan.

Tujuan dan Pencapaian training

Melalui pendekatan participhatory adult-learning setiap peserta akan difasilitasi untuk melakukan penggalian nilai-nilai dan potensi-potensi yang dimilikinya. Mendiskusikan secara terbuka untuk menemukan ‘kesalah-pahaman’ yang mungkin terjadi yang selama ini menghambat potensi kepemimpinan mereka untuk tumbuh. Dan melalui experience-based learning, semua peserta akan saling mendukung untuk menemukenali serta membangun nilai-nilai baru untuk diadaptasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar